Pembicaraan klasik dari entah tahun baru yg keberapa, antara yg pro perayaan tahun baru masehi dan yang kontra. Di era demokrasi Indonesia yah dua-duanya menjadi kebebasan memilih. Seperti tiap daerah juga memilih yang mana, contoh : kebetulan aku nge kos di pogung dalangan yogyakarta, malam tahun baru ini diisi kajian akbar tidak seperti di sebelah rumahku dikampung ini yang malamnya diisi dangdut akbar. Sepintas dua-duanya ternyata "menghidupi" malam tahun barunya apapun caranya. lalu Aku ? sama seperti dari malam tahun baru lainnya, aku dan keluarga damai di dalam rumah, bedanya tidur ditemani dangdut sebelah rumah. Tapi sebelum tidur ternyata ada kerjaan juga, selagi belum bisa tidur karena aneka musik dangdut dan sembari nunggu ide mau nulis apa di blog, maen aplikasi android memrise dulu itung-itung ngisi target libur panjang kuliah ini dengan mempelajari bahasa jepang mandiri. Inilah pilihanku untuk mengisi tahun baru ini, kalian silahkan memilih mau mengisi seperti apa malam ini, tapi yang penting isilah malam ini dengan bermanfaat, dan bukan berisi gangguan bagi sekitar mu dan tidak menimbulkan kekhawatiran.
Mari berkhayal, diluar sana mungkin ada ibu di rumah yang cuma ditemani suaminya, si anak belum pulang dari perantauan, orang tua hanya bisa diam dirumah tidak tahu apa yang dilakukan anaknya malam ini, mencoba menghubungi si anak cuma sekedar bertanya malam ini ngapain juga tidak digubris, sambil ngobrol berdua paling kegiatan nonton tv, menonton aneka tontonan khas tahun baru, ada musik ada kajian, ada film, ada berita tentang pergantian tahun baru daerah lain. Jadi buat yg tahun baruan diluar, kabari orang tua meski sedikit, jangan nikmati malam tahunmu sendiri di nun jauh disana.
Wah enaknya zaman now, kita bisa menikmati tahun baru dengan banyak sekali pilihan, menonton sajah banyak pilihan, satu lagi alasan untuk bersyukur di akhir tahun ini. Entah satu tahun ini diisi lebih banyak suka atau duka, selalu ada alasan untuk bersyukur, setidaknya kita tidak bermalam tahun baru di daerah konflik. Atau mungkin justru konflik ada di rumah ? Satu keluarga rebutan tontonan televisi, kakak mau film, adek mau kartun, emak mau dangdut, bapak mau ketenangan. Itu juga sedikit kisah yang menghiasi hidup, bisa jadi cerita atau kenangan, masih pantas disyukuri.
0 komentar:
Posting Komentar